Saya menyusuri jalanan beraspal di pinggiran sungai batang hari, melakukan perjalanan jauh dari hiruk pikuk aktivitas penduduk kota menuju kompleks candi Hindu-budha terbesar di Indonesia yang katanya merupakan peninggalak kerajaan Sriwijya dan Kerajaan Melayu. Tempatnya jauh dari kebisingan kota, polusi suara maupun polusi udara yang ada di kota jambi. Kompleks percandian ini terletak di kecamata muaro sebo, kabupaten muaro jambi, jambi Inonesia, tepatnya di tepi sungai batang hari sekitar 26 kilometer arah timur kota jambi.
Sesekali saya melintasi pemukiman
penduduk yang ada di pinggir jalan, jarak antara rumah yag satu dan yang
lainnya tidak terlalu berdekatan, selain rumah warga juga ada perkebunan pohon
karet.



Sesampainya di lokasi, saya
mengeluarkan uang sebesar Rp. 7.000,-/orang untuk tiket masuk kekawasan candi
tersebut. untuk tiket masuk wisata itu bisa dibilang murah.
Dikawasan candi ini terdapat
banyak pepohonan yang rindang, tinggi menjulang kelangit membuat teduh suasana
disekitar candi. Walaupun terdapat banyak pohon yang rindang tetapi terik sinar
matahari siang tetap saja menghangatkan di sekitar candi yang hanya ditumbuhi
rerumputan yang mongering maupun masih hijau tumbuh rapi di sekitarnya.


Kompleks candi muara jambi ini berisi
61 candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah yang belum dipugar,
hingga saat ini baru memugarkan Sembilan situs peninggalak kerajaan sriwijaya
dan kerajaan melayu. Kesembilan situs kerajaan tersebut berupa candi
kotomahligai, candi kedaton, candi gedong satu, candi gedong dua, candi gumpung
tinggi, telago rajo, kembar batu, dan candi astano. Kompleks percandian ini
mempunyai luas 12km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar
260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai.
Untuk pengunjung yang
merasa lelah berjalan kaki menelusuri kompleks candi ini tenang saja karena
disediakan sarana transportasi berupa sepeda yang bisa kita rental dengan
membayar Rp. 15.000,-/sepedanya dan bisa digunakan berjam-jam asik sekalikan. Pengunjung
yang datang kekawasan ini selain untuk melihat situs peninggalan zaman dulu,
juga ada yang datang berkunjung hanya sekedar untuk berlibur bersama keluarga,
bersantai dan menikmati pemandangan yang hijau disekitar.
Karena merupakan kawasan wisata,
banyak pedagang yang berasal dari daerah setempat berjualan disini mulai dari
makanan ringan, minuman, warung, pedagang bakso, sate, pempek maupun makanan
lainnya jadi jangan takut kelaparan kalau setibanya disini saat jam-jam makan
kita.